Ilmu Sosial Dasar :Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat




A. Integrasi Sosial
Hasil gambar untuk integrasi sosial

1. Integrasi sosial 
      Adalah keterkaitan unsur-unsur masyarakat saling berhubungan secara intensif dalam berbagai bidang kehidupan. Artinya, dalam integrasi sosial terjadi pembauran beberapa unsur berbeda sehingga dapat bekerja sama dengan unsur lain.

      konflik adalah suatu perjuangan yang dilakukan masyarakat, bak secara individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan memeberikan perlawanan pada pihak yang disertai kekerasan dan ancaman.

B. Penyebab terjadinya konflik atau Pertentangan Masyarakat

a) Perbedaan Antar perorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku 
antara yang satu dengan yang lain.
b) Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama
C. Prasangka, Diskriminasi & Enthnosentrism

1. Prasangka

Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang bersangkutan mengenai suatu objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang bersangkutan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. 
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori :
a)Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
b)Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
c)Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.

Beberapa jenis diskriminasi terjadi karena prasangka dan dalam kebanyakan masyarakat tidak disetujui.

2. Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain.

Ada beberapa macam diskiriminasi yaitu sebagai berikut:
1. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.

2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.Diskriminasi ditempat kerja.

Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk:
a) Dari struktur upah,

b) cara penerimaan karyawan,

c)strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau
kondisi kerja secara umum yang bersifat diskriminatif.

a. Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan Diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Perbedaan pokok antara prasangka dan dikriminatif pada tindakan. Diskriminasi merupakan kecendrungan yang tidak tampak dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang bersifat realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing.

b. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminasi

a) Latar belakang sejarah

b) dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio kultural

c) bersumber dari faktor kepribadian

 Usaha mengurangi/menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

a) Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Usaha pemerataan pembangunan dan peningkatan pendapatan bagi warga Negara Indonesia yang masih tergolong dibawah garis kemiskinan, dapat mengurangi kesenjangan sosial antara kaya dan miskin.

b) Perluasan kesempatan belajar
Usaha perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga Negara Indonesia tanpa mengenal golongan sesuai dengan hak semua warna Negara untuk memperoleh pendidikan.

c) Sikap terbuka dan lapang dada

Dengan sikap terbuka dan lapang dada, saling menghormati, menghargai, serta upaya menjalin komunikasi dua arah untuk berdialog antar golongan, kelompok sosial yang disuga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa.

3. Enthnosentrisme
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri. “ ( The Random House Dictionary ).Etnosentrisme terjadi jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur dengan kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan etnosentrisme seraya menuturkan, “Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat mereka dengan kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita. Kita cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling baik, sebagai yang paling bermoral.”

Kecenderungan etnosentrisme berkaitan erat dengan kemampuan belajar dan berprestasi. Dalam buku The Authoritarian Personality, Adorno (1950) menemukan bahwa orang-orang etnosentris cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, dan pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain. Yang artinya orang yang etnosentris susah berasimilasi dengan bangsa lain, bahkan dalam proses belajar-mengajar.

Etnosentrisme akan terus marak apabila pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai peluang untuk saling belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya bermuara pada prestasi. Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan perjumpaan mereka dengan kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana pun tempat terjadinya, justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok semacam itu mampu berprestasi dan menatap masa depan dengan cerah.

Etnosentrisme mungkin memiliki daya tarik karena faham tersebut mengukuhkan kembali “keanggotaan” seseorang dalam kelompok sambil memberikan penjelasan sederhana yang cukup menyenangkan tentang gejala sosial yang pelik. Kalangan kolot, yang terasing dari masyarakat, yang kurang berpendidikan, dan yang secara politis konservatif bisa saja bersikap etnosentris, tetapi juga kaum muda, kaum yang berpendidikan baik, yang bepergian jauh, yang berhaluan politik “kiri” dan yang kaya [Ray, 1971; Wilson et al, 1976]. Masih dapat diperdebatkan apakah ada suatu variasi yang signifikan, berdasarkan latar belakang sosial atau jenis kepribadian, dalam kadar etnosentris seseorang.

D Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.

Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :

1. terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.

2.Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.

3.Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan :

a. pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk adanya pertentangan, ketidakpastian atau emosi dan dorongan yang antagonistic dalam diri seseorang.

b. pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai-nilai dan norma, motivasi untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.

c.pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma dimana kelompok yang bersangkutan berada.

Adapun cara memcahkan konflik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dlaam konflik

2. Subjugation atau Domination, artinya pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan mentaatinya.

3. Majority rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting

4. Minority consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama.

5. Compromise, artinya berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.

6. Integration, artinya berdiskusi sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

E. Golongan-golongan yang berbeda & Integrasi Sosial


1. Masyarakat majemuk dan Nasional Indonesia

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:

1. Suku bangsa dan kebudayaan, Indonesia terdiri dari sejumlah suku bangsa dengan berbagai kebudayaan.

2. Agama, Indonesia memiliki toleransi yang besar terhadap berbagai kepercayaan.

3. Bahasa, pada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat oleh bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

4. Nasional Indonesia, adalah merupakan kesatuan solidaritas yang terbentuk sebagai hasil perjuangan kemerdekaan Indonesia.

2. Intergrasi

Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan.

Variable-variabel yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:

1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.

2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antara warga Negara Indonesia asli dan keturunan (Arab/Cina).

3. Agama, sentiment agama dapat digerakan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.

4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.

3. Integrasi sosial

Integrasi sosial (masyarakat) dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluaruhan.

Sumpah pemuda 28 Oktober 1928, merupakan bukti sejarah perwujudan solidaritas sosial yang begitu kental antar golongan pemuda. Pada hakikatnya bangsa Indonesia adalah satu corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal mengembangkan budaya bangsa seluruhnya, sehingga menjadi modal dasar bagi terwujudnya Integrasi sosial-Integrasi Nasional.

F. Integrasi Nasional

1. Pengertian Integrasi Nasional

Integritas Nasional identik dengan integritas bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Integritas nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan dengan wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik yang dicetuskan oleh G.W.F. Hegl (1770-1831).

Istilah Integritas Nasional terdiri dari dua kata yaitu “Integritas” dan “Nasional”. Istilah “integritas” mempunyai arti “mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan” (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005), sedangkan istilah “nasional” mempunyai arti kebangsaan, bersifat bangsa sendiri yang meliputi suatu bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989), berupa adat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya, wilayah/daerah. Integritas nasional wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2008).

2. Beberapa permasalahan integrasi nasional

a) Perbedaan Ideoloogi

b) Kondisi masyarakat yang majemuk

c) Masalah territotial daerah yang berjarak cukup jauh

d) Pertumbuhan partau politik

3. Upaya pendekatan

Upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain:
a) Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara terhadap ideolgi nasional.
b) Membuka isolasi antar berbagai kelompok dengan membangun sarana komunikasi, informasi, dan ttranspormasi.
c) Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional

Referensi :
https://dh3m0echan.wordpress.com/2011/01/06/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
http://startaswisnu.blogspot.com/2014/12/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html

Komentar