Makalah Hubungan Manusia dan Penderitaan
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
HUBUNGAN MANUSIA DAN PENDERITAAN
Disusun
Oleh :
Nama : Bagus Sakti Herdiantama
Kelas : 1IA19
NPM :
51419282
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Budaya Dasar
mengenai Hubungan Manusia dan Penderitaan ini.
Adapun tujuan dari penyusunan
makalah yang berjudul Hubungan Manusia dan Penderitaan ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam segala aspek,
sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Semoga tugas ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Hormat
kami,
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3
Tujuan............................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Penderitaan................................................................................... 3
2.2
Penderitaan & sebab-sebabnya...................................................................... 3
2.3
Hubungan Manusia dan
Penderitaan............................................................ 4
2.4 Siksaan.............................................................................................................. 4
2.5 Pengaruh Penderitaan..................................................................................... 5
2.6 Kekalutan Mental............................................................................................ 6
2.7 Penderitaan
dan Perjuangan.......................................................................... 7
2.8 Penderitaan, Media Massa
dan Seniman...................................................... 8
2.9 Pengertian
Phobia Serta Jenis-jenis Siksaan yang Bersifat Psikis.......... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 13
3.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1 1.1 Latar
Belakang
Sebagai
manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan dalam hidupnya.
Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia karena tuhan memiliki
caranya sendiri untuk mengukur sebarapa kuat iman kita kepadanya. Hidup di
dunia pun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.
Terkadang saat manusia terlalu terbuai
dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan pada dirinya sehingga
tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita untuk mengukur
ketabahan dan keimanan dalam menghadapi cobaan.
Penderitaan selalu datang tak terduga dan
bisa datang kapan saja sebab, manusia takkan pernah tau kapan , jam
berapa, menit keberapa, dan detik
keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Sebagai Manusia kita hanya
perlu menjalani hidup dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan
sesuai kepercayaan masing – masing.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan
dibahas sebagai berikut :
1. Pengertian Penderitaan.
2. Contoh-contoh penderitaan dan
penyebabnya
3. Hubungan Manusia dan Penderitaan
serta Siskaan dan contohnya.
4. Pengaruh penderitaan terhadap manusia
dan kelangsungan hidupnya.
5. Kekalutan Mental
6. Penderitaan dan Perjuangan
7. Pengertian Phobia Serta Jenis-jenis Siksaan yang Bersifat Psikis
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami
tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
2. Untuk memahami berbagai macam
penyebab manusia mengalami penderitaan.
3. Untuk memahami apa saja jenis
penderitaan yang terjadi pada manusia berikut dengan Contoh - contoh kasusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2 2.1 Pengertian
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita.
Derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menggung.
Penderita menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta.
Artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tak menyenangkan. Dengan
demikian, penderitaan merupakan lawan dari kesengangan atau kegembiraan.
Manusia terdiri daru dua aspek, yaitu
jasmani atau tubuh dan aspek rohani atau jwa. Kedua aspek itu, tidak dapat
dispisahkan, apabila salah satu aspek tersebut hilang dari diri manusia akan
terdapat dua pengertian yang berbeda, yaitu, tubuh tanpa jiwa dinamakan mayat,
sedangkan jiwa tanpa tubuh akan di sebut jin atau setan.
Penderitaan adalah menanggung
atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh
manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik
maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang
ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas
penderitaan.
Dengan mempelajari berbagai kasus
penderitaan, manusia berarti mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan,
kesombongan orang, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat memperdalam dan memperluas
persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya.
2.2 Penderitaan & sebab-sebabnya
Apabila
dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2. Penderitaan yang timbul akibat penyakit/siksaan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat
penyakit/siksaaan. Namun kesabaran, tawakal, & optimisme dapat merupakan
usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
2.3. Hubungan Manusia dan Penderitaan
Manusia didunia melakukan kenikmatan
berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit
jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan
di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila
manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada
pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah
dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit
sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki
kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang
terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak
mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat
menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih.
2.4 Siksaan
Siksaan bersal dari kata dasar siksa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
siksa berarti penderitaan (kesengsaraan dan sebagainya); hukuman dengan cara di
sengsarakan(disakiti). Sedangkan siksaan berarti hasil menyiksa atau perlakuaan
yang sewenang-wenang(seperti menyakiti, menganiaya, dan sebagainya.
Penderitaan biasanya di
sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan,
baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat
disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara
interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat
untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu
pemerintah.
Berikut
adalah contoh-contoh siksaan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat
menderita suatu penyakit. Rasa sakit ni dapat menimpa setiap manusia.
Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat
menghindarkan diri padanya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter juga
berkemungkinaan mengalaminya.
2.2
Penganiayaan
Penganiayaan
merupakan bentuk siksaan fisik yang di alami oleh seseorang di sebabkan oleh
orang lain. Seseorang melakukan tindakan penganiayaan bisa di sebabkan oleh
beberapa faktor, seperti hasad/dengki, Tamak, Emosi, ataupun Dendam.
2.5
Pengaruh Penderitaan
Manusia
yang mengalami Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-
macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif
ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia,
sikap kecewa, putus asa, ingin mengakhiri hidupnya. Sikap ini sering
diungkapkan dalam peribahasa “ sesal kemudian tak berguna” dan “nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap
anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup dan
lain-lain.
Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu merupakan bagian dari kehidupan.
Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin
timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya sikap anti kawin paksa, ia
berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain. Oleh karena itu, penderitaan belum
tentu tidak bermanfaat bagi seseorang tergantung bagaimana seseorang itu
menyikapi penderitaanya.
2.6
Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
3. Selalu iri hati dan curiga, ada
kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang
disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya
diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara
negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama
gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational.
Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak
kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil
yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase
perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa
yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga
dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan
populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung
untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan
jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah
dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang
mendorongnya kearah positif dan negatif.
1. Positif; trauma jiwa yang
dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup,
misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif
setelah kejatuhan dalam hidupnya.
2. Negatif; trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
2.7 Penderitaan dan Perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia
adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi
penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu
kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau
mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam
surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan
hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar
dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun
yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
2.8 Penderitaan, Media Massa dan Seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran
koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan
ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah
hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media
massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian
masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia,
terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi
yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat
mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut
2.9 Pengertian Phobia Serta Jenis-jenis
Siksaan yang Bersifat Psikis
Phobia adalah suatu
situasi dimana seseorang bertindak diluar kesadarannya dan mempunyai ketakutan
yang besar(berlebihan) akan sesuatu. Biasanya seseorang yang mempunyai phobia
akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu.Phobia terjadi karena adanya
2 fantor yaitu faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran
darah dan metabolisme di otak atau bisa juga karena ada sesuatu yang nggak
normal di struktur otak dan karna ada faktor seseorang pernah mengalami
kejadian traumatis.Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah
Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear),
takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman
Hippocrates.
Gejala
Phobia
Beberapa gejala yang muncul
apabila seseorang memiliki phobia yaitu:
1.
Jantung berdebar kencang
2.
Kesulitan mengatur napas
3.
Dada terasa sakit
4.
Wajah memerah dan berkeringat
5.
Merasa sakit
6.
Gemetar
7.
Pusing
8.
Mulut terasa kering
9.
Merasa perlu pergi ke toilet
10.Merasa lemas dan akhirnya pingsan
Secara umum, terdapat 3 jenis phobia,menurut buku DSM-IV (Diagnostic
and Statistical Manual for Mental Disorder IV) yaitu :
1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap
suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian,dan
lain-lain.
2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial)
seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari
tempat-tempat ramai.
3. Phobia kompleks (Phobia terhadap
tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang
seperti ini bisa saja takut keluar rumah
Dari penjelasan diatas phobia dapat menyebabkan
seseorang untuk menjalani aktivitas dan kesulitan dalam interaksi
sosialnya.Phobia dapat disembuhkan yaitu dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi
berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya
akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan
dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan
memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis
akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan
memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3.Terapi perilaku kognitif (Cognitive
Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif
yang efektif untuk melawan fobia.
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati
dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan
diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan
melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan
seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut.
Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.
c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk
mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup
berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia
seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering
diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi
fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan
obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah
mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini
dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan
untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah
jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi
kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
Siksaan yang bersifat
psikis
Siksaan sangat mempengaruhi psikis
seseorang,berikut ini adalah siksaan yang bersifat psikis,yaitu :
1).Kebimbangan,terjadi ketika seseorang
tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah satu yang bagus atau baik
untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di pikiran nya,namun
beberapa orang yang memegang teguh prinsip hidupnya maka akan lebih singkat
dalam memilih pilihan yang ada.
2).Kesepian,berasal dari kata sepi
yang bisa diartikan seperti sendiri,tidak mempunyai teman atau
sahabat,tidak ada suara dsb.Orang yang mengalami kesepian biasanya
slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di ajak
bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian yaitu
kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi dengan
teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian.
3).Ketakutan,rasa takut slalu menjadi
perasaan yang menyiksa bathin si penderita nya.selama seseorang tersebut merasa
ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir akan melakukan
apapun agar bisa lepas dari rasa takutnya kemudian di biarkan maka lama
kelamaan akan berujung pada kekalutan mental,bahkan bisa menjadi gangguan
kejiwaan atau gila.Contohnya adalah orang yang mengalami phobia atau seseorang
yang tidak bisa menerima kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
Penyebab Seseorang Merasa Ketakutan
Ketakutan memiliki banyak
penyebabnnya,antara lain yaitu :
Claustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa
takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang
tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang
tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan
dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok
dibawahnya.
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada
di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan
muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian
menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
BAB III
PENUTUP
3 3.1 Kesimpulan
Pada hakekatnya penderitaan dan manusia
itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena
penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah
mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan
tersebut.
Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat
diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang
membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan
penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau
sebagai media untuk menginstropeksi diri
Manusia akan lebih menghargai
kebahagiaan kalau manusia itu pernah merasakan penderitaan, karena ia merasakan
bagaimana rasanya menderita dan ternyata suatu penderitaan bukanlah
sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan atau cita-cita, banyak kita
temukan atau jumpai ternyata seseorang yang menderita ternyata mempunyai
semangat / kekuatan baru dalam menjalani hidupnya (tahan banting),
tergantung bagaimana seseorang tersebut mengambil hikmah atau pelajaran dari
segala bentuk penderitaan yang dialaminya,
3.2 Saran
Penderitaan seharusnya tidak menjadi sebuah hambatan atau
bumerang dalam menjalani kehidupan, Penderitaan
yang dialami manusia dapat diatasi dengan cara banyak bersyukur juga bersosialisasi
dan mencari kawan tempat kita mencurahkan permasalahan dan penderitaan kita
serta penderitaan juga dapat dikurangi dengan banyak melakukan aktivitas yang
dapat menyibukan diri dan melupakan penderitaan yang tengah kita alami,
sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam
diri.
DAFTAR PUSTAKA
Supartono W, Drs. 2004. Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
Prof.
Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung:
CitraAditya
Bakti
https://id.wikipedia.org/wiki/Fobia
https://id.wikipedia.org/wiki/Penderitaan
http://djuriatun.blogspot.com/2011/06/pengertian-penderitaan.html
Widyo Nugroho, Achmad
Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Drs.
Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT bumi aksara
Komentar
Posting Komentar