Makalah Hubungan Manusia dan Penderitaan


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
HUBUNGAN MANUSIA DAN PENDERITAAN





Disusun Oleh :

Nama               : Bagus Sakti Herdiantama
Kelas               : 1IA19
NPM                : 51419282



FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA 
2020 



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Budaya Dasar mengenai Hubungan Manusia dan Penderitaan ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Hubungan Manusia dan Penderitaan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam segala aspek, sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga tugas ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Hormat kami,


Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2        Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3        Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
   2.1    Pengertian Penderitaan................................................................................... 3
   2.2    Penderitaan & sebab-sebabnya...................................................................... 3
   2.3    Hubungan Manusia dan Penderitaan............................................................ 4
   2.4    Siksaan.............................................................................................................. 4
   2.5    Pengaruh Penderitaan..................................................................................... 5
   2.6    Kekalutan Mental............................................................................................ 6
   2.7    Penderitaan dan Perjuangan.......................................................................... 7
   2.8    Penderitaan, Media Massa dan Seniman...................................................... 8
   2.9    Pengertian Phobia Serta Jenis-jenis Siksaan yang Bersifat Psikis.......... 8
BAB III PENUTUP
   3.1      Kesimpulan................................................................................................... 13
   3.2      Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1          1.1 Latar Belakang
     Sebagai manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan dalam hidupnya. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia karena tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur sebarapa kuat iman kita kepadanya. Hidup di dunia pun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.
      Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan pada dirinya sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita untuk mengukur ketabahan dan keimanan dalam menghadapi cobaan.
      Penderitaan selalu datang tak terduga dan bisa datang kapan saja sebab, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa,  menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Sebagai Manusia kita hanya perlu menjalani hidup dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan masing – masing.
1.2.  Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Pengertian Penderitaan.
2. Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
3. Hubungan Manusia dan Penderitaan serta Siskaan dan contohnya.
4. Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.
5. Kekalutan Mental 
6. Penderitaan dan Perjuangan
7. Pengertian Phobia Serta Jenis-jenis Siksaan yang Bersifat Psikis
1.3.   Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
2. Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.
3. Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia berikut dengan Contoh - contoh kasusnya.




BAB II
PEMBAHASAN

2           2.1  Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menggung. Penderita menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta. Artinya menanggung (merasakan) sesuatu  yang tak menyenangkan. Dengan demikian, penderitaan merupakan lawan dari kesengangan atau kegembiraan.
Manusia terdiri daru dua aspek, yaitu jasmani atau tubuh dan aspek rohani atau jwa. Kedua aspek itu, tidak dapat dispisahkan, apabila salah satu aspek tersebut hilang dari diri manusia akan terdapat dua pengertian yang berbeda, yaitu, tubuh tanpa jiwa dinamakan mayat, sedangkan jiwa tanpa tubuh akan di sebut jin atau setan.
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan.
Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan, manusia berarti mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya.

2.2  Penderitaan & sebab-sebabnya

Apabila dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
     Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadiderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.

2. Penderitaan yang timbul akibat penyakit/siksaan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit/siksaaan. Namun kesabaran, tawakal, & optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
2.3. Hubungan Manusia dan Penderitaan
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
   Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih.

2.4 Siksaan
Siksaan bersal dari kata dasar siksa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siksa berarti penderitaan (kesengsaraan dan sebagainya); hukuman dengan cara di sengsarakan(disakiti). Sedangkan siksaan berarti hasil menyiksa atau perlakuaan yang sewenang-wenang(seperti menyakiti, menganiaya, dan sebagainya.
     Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
       Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. 
Berikut adalah contoh-contoh siksaan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1.    Rasa Sakit
   Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ni dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri padanya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter juga berkemungkinaan mengalaminya.
2.2    Penganiayaan
Penganiayaan merupakan bentuk siksaan fisik yang di alami oleh seseorang di sebabkan oleh orang lain. Seseorang melakukan tindakan penganiayaan bisa di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti hasad/dengki, Tamak, Emosi, ataupun Dendam.

2.5 Pengaruh Penderitaan
 Manusia yang mengalami Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam- macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin mengakhiri hidupnya. Sikap ini sering diungkapkan dalam peribahasa “ sesal kemudian tak berguna” dan “nasi sudah menjadi bubur”.  Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup dan lain-lain.
        Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu merupakan bagian dari kehidupan. 
Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya sikap anti kawin paksa, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat bagi seseorang tergantung bagaimana seseorang itu menyikapi penderitaanya.
2.6 Kekalutan Mental
    Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
    Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1.  Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.  Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.  Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya  kearah positif dan negatif.
1.  Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
2. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.

2.7 Penderitaan dan Perjuangan
   Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
   Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
  Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

2.8 Penderitaan, Media Massa dan Seniman
   Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
  Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut

2.9 Pengertian Phobia Serta Jenis-jenis Siksaan yang Bersifat Psikis
      Phobia adalah suatu situasi dimana seseorang bertindak diluar kesadarannya dan mempunyai ketakutan yang besar(berlebihan) akan sesuatu. Biasanya seseorang yang mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu.Phobia terjadi karena adanya 2 fantor yaitu faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak atau bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak dan karna ada faktor seseorang pernah mengalami kejadian traumatis.Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates.
 Gejala Phobia            
Beberapa gejala yang muncul apabila seseorang memiliki phobia yaitu:
1.    Jantung berdebar kencang
2.    Kesulitan mengatur napas
3.    Dada terasa sakit
4.    Wajah memerah dan berkeringat
5.    Merasa sakit
6.    Gemetar
7.    Pusing
8.    Mulut terasa kering
9.    Merasa perlu pergi ke toilet
10.Merasa lemas dan akhirnya pingsan
Secara umum, terdapat 3 jenis phobia,menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) yaitu :
1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian,dan lain-lain.
2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah
Dari penjelasan diatas phobia dapat menyebabkan seseorang untuk menjalani aktivitas dan kesulitan dalam interaksi sosialnya.Phobia dapat disembuhkan yaitu dengan beberapa cara sebagai berikut :
a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3.Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
Siksaan yang bersifat psikis
 Siksaan sangat mempengaruhi psikis seseorang,berikut ini adalah siksaan yang bersifat psikis,yaitu :
1).Kebimbangan,terjadi ketika seseorang tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah satu yang bagus atau baik untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di pikiran nya,namun beberapa orang yang memegang teguh prinsip hidupnya maka akan lebih singkat dalam memilih pilihan yang ada.
2).Kesepian,berasal dari kata sepi yang bisa diartikan  seperti sendiri,tidak mempunyai teman atau sahabat,tidak ada suara dsb.Orang yang mengalami kesepian biasanya slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di ajak bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian yaitu kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi dengan teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian.
3).Ketakutan,rasa takut slalu menjadi perasaan yang menyiksa bathin si penderita nya.selama seseorang tersebut merasa ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir akan melakukan apapun agar bisa lepas dari rasa takutnya kemudian di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan mental,bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau gila.Contohnya adalah orang yang mengalami phobia atau seseorang yang tidak bisa menerima kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.


           Penyebab Seseorang Merasa Ketakutan
Ketakutan memiliki banyak penyebabnnya,antara lain yaitu :
Claustrophobia  adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .


BAB III
PENUTUP

3            3.1   Kesimpulan
     Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung  bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut.

     Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri

Manusia akan lebih menghargai kebahagiaan kalau manusia itu pernah merasakan penderitaan, karena ia merasakan bagaimana rasanya menderita dan ternyata  suatu penderitaan bukanlah sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan atau cita-cita,  banyak kita temukan atau jumpai ternyata seseorang yang menderita ternyata mempunyai semangat / kekuatan  baru dalam menjalani hidupnya (tahan banting), tergantung bagaimana seseorang tersebut mengambil hikmah atau pelajaran dari segala bentuk penderitaan yang dialaminya,

3.2 Saran
Penderitaan seharusnya tidak menjadi sebuah hambatan atau bumerang dalam menjalani kehidupan, Penderitaan yang dialami manusia dapat diatasi dengan cara banyak bersyukur juga bersosialisasi dan mencari kawan tempat kita mencurahkan permasalahan dan penderitaan kita serta penderitaan juga dapat dikurangi dengan banyak melakukan aktivitas yang dapat menyibukan diri dan melupakan penderitaan yang tengah kita alami, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam diri.
     
DAFTAR PUSTAKA

Supartono W, Drs. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia

Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung:
CitraAditya Bakti

https://id.wikipedia.org/wiki/Fobia

https://id.wikipedia.org/wiki/Penderitaan

http://djuriatun.blogspot.com/2011/06/pengertian-penderitaan.html

Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT bumi aksara

Komentar